Sejak kesuksesan konten interaktif pilih-sendiri-petualanganmu dalam film Black Mirror: Bandersnatch, industri hiburan dan brand terus menggunakan konten interaktif dengan AR/VR berharga tinggi dan bahkan kampanye berbasis video game.
Namun, pemasar yang belum siap untuk mencoba AR/VR, Anda mungkin bertanya-tanya, “Apakah konten interaktif benar-benar layak?”
Di bawah ini adalah 21 statistik yang menyoroti bagaimana konten interaktif berkembang, manfaat yang diberikannya untuk brand, teknologi interactive marketing yang baru muncul, dan beberapa jenis konten paling efektif yang digunakan pemasar saat ini.
Statistik Konten Interaktif Umum (General Interactive Content Stats)
- 45% pembeli B2B mengatakan konten interaktif adalah salah satu dari tiga jenis konten pilihan mereka. (SnapApp)
- 51% pembeli B2B mengatakan konten interaktif bermanfaat ketika menangani tantangan bisnis. (SnapApp)
- 62% pemasar B2B sudah menggunakan konten interaktif. (DemandGen)
- Konten interaktif mendapatkan engagement2x lebih banyak daripada konten statis. (DemandGen)
- 34% pemasar mengatakan setidaknya 10% dari konten mereka bersifat interaktif. (DemandGen)
- Sementara itu, 88% pemasar mengatakan setidaknya 10% dari konten statis mereka akan dibuat interaktif dalam 2 tahun ke depan. (DemandGen)
- 77% pemasar setuju bahwa konten interaktif memiliki nilai reusablesehingga pengunjung kembali datang dan banyak exposure. (Content Marketing Institute)
- 73% setuju bahwa menggabungkan taktik pemasaran konten tradisional dengan konten interaktif meningkatkan retensi pesan organisasi mereka. (Content Marketing Institute).
Konten interaktif Happy Fresh: The Flavour Generator
Jenis Konten Interaktif yang Sering Digunakan Digital Marketer
1. Kuis, Polling, dan Infografis Interaktif
85% pemasar B2B sudah menggunakan atau berencana untuk menggunakan infografis interaktif sebagai bagian dari strategi mereka. (DemandGen)
Women.com memiliki lebih dari setengah engagement audiens saat kuis online, bahkan mendominasi Buzzfeed, yang lebih dikenal dengan konten interaktif semacam ini. (Buzzsumo)
Image: Vertical Measures.
75% setuju bahwa konten interaktif non-gated dapat memberikan “sampel” brand, menghasilkan tingkat pengasuhan leads yang lebih tinggi. (Content Marketing Institute)
Dalam jajak pendapat HubSpot, 15% konsumen lebih suka memanfaatkan Instagram Story dengan fitur kuis atau jajak pendapat. Jenis konten interaktif ini adalah format cerita terpopuler ketiga. (HubSpot)
2. Video Interaktif, AR, dan VR
Image source: MarketingCharts.
- 62% pemasar B2B berencana untuk menggunakan atau sudah menggunakan video interaktif dalam taktik mereka. (DemandGen)
- 43% konsumen lebih suka konten video interaktif daripada jenis konten video lainnya karena memberi mereka kemampuan untuk memutuskan informasi apa yang ingin mereka lihat dan kapan mereka ingin melihatnya. (MarketingCharts)
- 38% pakar agensi mengatakan mereka membantu menghasilkan webinar untuk klien. (Content Marketing Institute)
- 45% karyawan agensi membantu brandmenciptakan pengalaman langsung, seperti acara virtual atau Q&A. (Content Marketing Institute)
- Pada 2019, 42,9 juta orang di AS menggunakan produk VR, dan 68,7 juta orang menggunakan AR sebulan sekali. (eMarketer)
- Pada 2019, 42,9 juta orang di AS menggunakan produk VR, dan 68,7 juta orang menggunakan AR sebulan sekali. (eMarketer)
- Pada 2018, 88% perusahaan dengan anggaran antara USD100 juta dan USD1 miliar sudah bereksperimen dengan berbagai bentuk AR. (Deloitte)
- Seperempat pengguna VR percaya bahwa ia memiliki potensi kuat untuk branddan pemasar. (GlobalWebIndex)
- 71% konsumen lebih suka berbelanja di toko dengan pengalaman AR (Lumus Vision)
- 64% konsumen mengatakan VR memiliki potensi terbesar dalam bermain game, sementara 52% mengakui potensinya dalam Film dan TV. (GlobalWebIndex)
Menguji Pasar dengan Konten Interaktif
Jika Anda terbiasa membuat konten statis, membayangkan cara membuat branding Anda lebih interaktif bisa terasa luar biasa.
Untungnya, pada tahun 2020, Anda tidak perlu menjadi ahli AR atau pembuat kode untuk menguji konten interaktif berbiaya rendah.
Misalnya, Anda dapat memanfaatkan Instagram Story atau Facebook untuk polling atau kuis audiens Anda, gunakan pembuat kuis online untuk menghasilkan penilaian terhadap situs web Anda, atau merencanakan live streaming di platform sosial yang memungkinkan Anda untuk mengajukan pertanyaan dari mereka yang mengomentari itu.
Konten interaktif Orbitz: Kuis Perfect Match
Kiat untuk Mengoptimalkan Interactive Content Pertama Anda
1. Alasan kuat untuk menggunakaninteractive content.
Interaktivitas harus meningkatkan daya tarik alami dan ketahanan pesan Anda. Jika fitur-fitur ini tidak memberi keuntungan pada brand Anda, semisal menjadikannya lebih nyaman, menarik, bermanfaat, berkesan, atau khas, mungkin konten ini tidak sepadan dengan waktu dan biaya yang Anda keluarkan.
2. Sesuaikan format interaktif dengan maksud.
Ketika merencanakan interaktivitas, tanyakan pada diri sendiri, atribut apa dari produk/layanan Anda yang paling berguna untuk membantu pelanggan Anda mengatasi pain point mereka? Lalu, pilihlah format interaktif yang sesuai berdasarkan seberapa baik pesan itu sesuai dengan Anda dan cocok dengan misi konten dan sasaran strategis Anda.
3. Temukan satu area untuk dioptimalkan terlebih dahulu.
Jika ragu, mulailah dengan program pilot kecil-kecilan. Berfokuslah pada pengoptimalan satu area spesifik dari buyer journey Anda.
Luangkan waktu dan anggaran untuk memastikan bahwa, terlepas dari ukuran percobaan interaktif awal Anda, Anda dapat menghubungkan pengalaman berikutnya dengan data yang Anda kumpulkan.
Dengan kata lain, rencanakan untuk membuat platform interaktif, bukan hanya konten interaktif acak.
4. Jangan menciptakan konten baru jika masih bisa menggunakan konten lama.
Upaya membuat konten interaktif tidak selalu harus dibangun dari nol. Alih-alih, ambillah beberapa posting blog berkinerja tinggi, white paper, atau gambar dan gunakan kembali sebagai versi interaktif.
5. Manfaatkan bantuan pihak ketiga.
Software pihak ketiga dapat membuat fitur ini secara lebih hemat dan lebih mudah dikelola. Misalnya, JavaScript API Google Maps memungkinkan pengguna untuk membuat overlay peta custom dan memberikan instruksi untuk melakukannya.
Bukan hanya software, beberapa platform dapat dikonfigurasi untuk mengintegrasikan data kinerja dengan sistem otomatis pemasaran Anda, alat CRM, atau manajemen konten lainnya.
6. Rencanakan bagaimana Anda akan mengukur dampak konten interaktif Anda.
Unduhan, social shares, dan data yang dihasilkan melalui Google Analytics (misalnya, bounce rate, waktu yang dihabiskan di halaman, traffic source, dan tingkat konversi) dapat membantu Anda menetapkan tolak ukur kinerja awal. Namun, untuk tampilan kinerja yang lebih lengkap, Anda mungkin ingin mengatur kemampuan analitik yang lebih canggih, seperti pelacakan klik, penilaian engagement, dan behavioral tagging.
Siap memulai dengan konten Anda sendiri? Konsultasikan kebutuhan konten interaktif Anda bersama digital marketing agency, IDEOWORKS.id. Tim kami siap memberikan solusi atas strategi digital marketing bisnis Anda.