Key points:
• Push marketing adalah strategi pemasaran yang fokus “mendorong” produk ke target konsumen;
• Pull marketing justru bertujuan menarik target konsumen untuk menemukan suatu produk;
• Meskipun tujuannya berbeda, strategi push and pull marketing dapat dikombinasikan untuk menghasilkan pemasaran yang efektif, relevan, dan tepat sasaran.
Seiring dengan berkembangnya selera pasar dan kecanggihan teknologi zaman sekarang, metode pemasaran dalam bisnis pun ikut menyesuaikan kondisi hingga lahirlah metode push and pull marketing. Apa saja yang membedakan keduanya? Simak penjelasan seputar push vs. pull marketing comparison selengkapnya di sini.
Push vs. Pull Marketing Comparison
Perbedaan metode push and pull marketing dapat dilihat dari tiga faktor utama, yaitu strategi, contoh penerapan, hingga ekspektasi output. Berikut ini detail dari masing-masing faktor tersebut:
• Strategi yang digunakan
Push marketing adalah strategi pemasaran yang fokus “mendorong” produk, baik dalam bentuk barang atau layanan, ke target konsumen Anda. Dalam push marketing, idealnya permintaan produk lebih bisa diprediksi. Pasalnya, Anda sebagai produsen dapat menentukan sendiri sebanyak apa produk yang akan “didorong” atau disodorkan kepada target konsumen.
Berbanding terbalik dari push marketing, pull marketing adalah strategi pemasaran yang fokus menarik target konsumen agar dapat menemukan produk Anda. Itulah kenapa pull marketing biasanya diterapkan ketika target konsumen telah mengetahui apa yang mereka inginkan, atau ketika suatu brand sudah cukup populer.
• Contoh metode
Mengingat perbedaan tujuan dari push and pull marketing strategies, metode yang diterapkan masing-masing strategi pun ikut berbeda. Untuk push marketing, berikut beberapa contohnya:
– Segala jenis bentuk advertising, baik berupa billboard, iklan TV, atau ads media sosial, karena iklan seperti ini bersifat “menginterupsi” aktivitas target konsumen untuk memperkenalkan produk;
– Pegawai sales yang mendekati pengunjung di mall untuk mengajak apply kartu kredit atau menawarkan sample produk;
Sementara itu, strategi pull marketing biasanya melibatkan cara-cara promosi yang lebih smooth. Beberapa contoh umum penerapan pull marketing adalah seperti berikut:
– Pembuatan konten artikel berbasis search engine optimization (SEO) agar lebih mudah ditemukan oleh target konsumen melalui online search engine;
– Posting beragam konten media sosial yang informatif, fun, dan relevan dengan target konsumen. Alhasil, mereka jadi tertarik dengan produk yang dijual;
• Output yang diharapkan
Push vs. pull marketing comparison juga mencakup ekspektasi output masing-masing. Tujuan utama dari strategi push marketing adalah membawa produk ke konsumen potensial supaya mereka tidak perlu mencari sendiri produk serupa.
Sedangkan jika Anda menerapkan pull marketing, strategi ini idealnya mampu membuat konsumen potensial menemukan sendiri produk atau brand Anda. Melalui strategi ini pula, Anda bisa sekaligus menguji kualitas dan kelayakan produk di pasar. Kemudian, manfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan feedback mengenai produk dari target konsumen Anda.
Ciri-ciri Effective Push and Pull Campaign
Lantas, kapan Anda harus menerapkan push marketing dan pull marketing untuk memasarkan produk?
Dalam praktiknya, penerapan push and pull marketing tidak harus dilakukan secara terpisah. Anda bisa mengombinasikan keduanya untuk menciptakan integrated push-pull marketing approach yang efektif. Agar hal tersebut bisa tercapai, pertimbangkan beberapa hal berikut ini:
• Sesuai dengan usia bisnis
Bagi Anda yang berencana atau baru saja meluncurkan produk baru, strategi push marketing merupakan pilihan tepat untuk melakukan pemasaran. Melalui “dorongan” yang Anda berikan melalui metode push marketing, target konsumen pun dapat mengetahui (aware) bahwa Anda telah mengeluarkan produk baru.
Strategi pull marketing lebih ideal diterapkan pada produk yang sudah lebih lama beredar. Jadi, tak hanya untuk promosi produk, pull marketing yang butuh waktu lama pun bisa Anda terapkan untuk menjaga loyalitas target konsumen.
• Konten pemasaran cocok dengan target pasar
Meskipun strategi dan tujuannya berbeda, effective push and pull campaign sama-sama bisa terwujud apabila Anda membuat konten pemasaran yang cocok dengan target konsumen. Lakukan identifikasi persona dari target konsumen, seperti data demografis, pekerjaan, kebiasaan, hal-hal yang mereka sukai, hingga pain points yang mereka hadapi.
Kemudian, kembangkan konten pemasaran yang relevan dengan persona tersebut. Misalnya, katakanlah Anda menjual parfum dengan target pasar Gen Z. Anda baru saja meluncurkan varian parfum baru dan ingin memasang ads di media sosial.
Berdasarkan hasil analisis dan identifikasi persona, Anda menemukan bahwa Gen Z menyukai iklan yang fun dan bersifat komedi. Maka, Anda bisa membuat ads dengan narasi yang lucu agar nantinya dapat menginterupsi perhatian Gen Z.
Sedangkan untuk pull marketing, buatlah konten-konten engaging untuk diunggah ke media sosial yang banyak digunakan Gen Z, seperti TikTok dan Instagram. Banyak ide konten yang bisa dikulik, seperti ‘a day in my life’ untuk menunjukkan ketahanan parfum, tips pakai parfum agar awet, atau pembahasan soal notes parfum.
• Mempertimbangkan tiap bagian funnel
Pada dasarnya, push and pull marketing strategies memiliki goal yang serupa, yaitu mengubah target konsumen menjadi pembeli. Nah, Anda bisa menyusun saluran atau funnel sebagai panduan untuk mencapai goal tersebut.
Salah satu contoh funnel yang cukup populer digunakan adalah AIDA atau Awareness – Interest – Desire – Action. Anda dapat menyusun konten pemasaran dengan mempertimbangkan tiap tahapan funnel tersebut. Jadi, Anda juga bisa lebih mudah menentukan strategi marketing yang harus digunakan.
• Menggabungkan kedua metode dengan baik
Strategi pemasaran push and pull tidak harus berdiri sendiri. Penerapan integrated push-pull marketing approach justru dapat memberikan hasil optimal untuk produk Anda, apalagi jika disesuaikan dengan target konsumen funnel yang sudah Anda buat.
Sebagai contoh, Anda bisa menerapkan metode push marketing untuk memenuhi kebutuhan funnel Awareness dan Interest. Kemudian, setelah target konsumen mulai mengenali produk Anda, lanjutkan pemasaran dengan metode pull marketing untuk mencapai funnel Desire dan Action.
• Diiringi dengan evaluasi rutin
Tak kalah penting, jangan lupa rutin melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemasaran push and pull yang telah Anda lakukan. Banyak metrik yang dapat Anda jadikan patokan.
Misalnya untuk push marketing, Anda bisa mengecek data analitik dari ads yang Anda pasang di media sosial; berapa jumlah views, jumlah user yang mengunjungi profil Anda, dan berapa dari mereka yang akhirnya menjadi followers. Sedangkan untuk pull marketing, jumlah penjualan selama periode tertentu bisa dijadikan patokan.
Rekomendasi Agency untuk Push and Pull Marketing
Kombinasi strategi pemasaran push and pull dapat membantu Anda untuk menarik perhatian target konsumen, menghasilkan penjualan, hingga menjaga loyalitas mereka. Namun, proses penerapannya memakan banyak waktu dan energi, sehingga membutuhkan perhatian khusus.
Untuk itu, Anda bisa menggunakan layanan dari agency yang telah berpengalaman dalam menjalankan effective push-pull marketing campaign, seperti IDEOWORKS.
Tim profesional dan berpengalaman dari IDEOWORKS akan membantu Anda mengembangkan strategi pemasaran push and pull yang tak hanya kreatif, tapi juga memiliki pesan yang relevan dengan target konsumen Anda. Tak hanya itu, IDEOWORKS juga akan mengimplementasikan strategi tersebut melalui media-media pemasaran yang sesuai agar tepat sasaran.
Meskipun push vs. pull marketing comparison memiliki karakteristik berbeda, keduanya bisa Anda padukan untuk menghasilkan marketing campaign yang efektif dan memberikan hasil optimal. Tak perlu menjalankannya sendiri, Anda bisa menyerahkan kebutuhan ini kepada tim IDEOWORKS. Konsultasikan kebutuhan Anda bersama IDEOWORKS untuk perencanaan dan eksekusi push and pull marketing yang tepat sasaran!