Ide produk terbaik saat ini tidak lagi hanya berasal dari focus group atau riset pasar formal. Kini, sumber utama inovasi produk berasal dari komentar di TikTok, thread di Reddit, ulasan YouTube, hingga pesan langsung atau direct message atau DM yang masuk ke akun brand. Era ini pun menandai transformasi besar dalam dunia pemasaran, yaitu social media listening bukan lagi sekadar alat, tetapi sistem strategis utama dalam pengambilan keputusan bisnis. Apa alasannya?
Mengapa Listening Adalah Strategi Setingkat CMO?
Dalam iklim bisnis yang cepat berubah seperti di Asia Tenggara, para Chief Marketing Officer atau CMO dihadapkan pada tantangan besar, yaitu harus bisa memahami konsumen lebih cepat daripada kompetitor. Untuk itu, CMO tidak bisa jika hanya mengandalkan laporan kuantitatif bulanan atau survei tradisional.
Kini, alat berbasis AI, analisis perilaku pencarian, dan pengamatan terhadap percakapan kreator konten, menjadi senjata utama. Dengan pendekatan ini, CMO marketing tools SEA berkembang menjadi sistem pengambilan keputusan yang dapat memengaruhi seluruh ekosistem perusahaan, mulai dari pemasaran, R&D, hingga desain kemasan.
Hal terpenting yaitu, social media listening memberikan wawasan secara transparan untuk mengungkap kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Data ini memungkinkan brand untuk lebih cepat merespons permintaan, membentuk narasi yang sesuai, dan menghindari risiko komunikasi yang keliru.
Dari Insight → Kampanye → Keputusan Bisnis
Untuk menggambarkan bagaimana listening bekerja dalam marketing, mari kita lihat dua studi kasus nyata berikut ini:
Contoh 1 – Sunscreen dan Pasar Jakarta
Melalui social media insights SEA, tim analisis menemukan bahwa konsumen di Jakarta banyak mengeluhkan sunscreen yang terasa berat dan membuat kulit berminyak. Wawasan ini disampaikan oleh tim Ideoworks kepada klien dan dijadikan dasar kampanye bertema “Sunscreen ringan tanpa lengket.”
Empat bulan setelah peluncuran kampanye, tim R&D memperbarui formula produk agar sesuai dengan preferensi pasar. Hasilnya mencengangkan, yaitu pangsa pasar brand tersebut meningkat 2,4 kali lipat. Ini membuktikan bahwa product innovation from social data bisa berdampak langsung pada pertumbuhan bisnis.
Contoh 2 – Nutrisi Anak di Malaysia
Dalam forum parenting di Malaysia, para ibu menyampaikan bahwa mereka kesulitan memahami informasi gizi di kemasan camilan anak-anak. Banyak dari mereka merasa bingung dan tidak yakin, mana produk yang benar-benar sehat.
Solusi dari brand yaitu membuat desain ulang informasi gizi, agar lebih sederhana dan intuitif, serta menjalankan kampanye edukatif, untuk memberi klarifikasi terkait mitos populer tentang nutrisi. Hasilnya? Penjualan meningkat, dan tingkat kepercayaan konsumen pun naik secara signifikan. Inilah bentuk nyata dari social listening strategy yang menjembatani kebutuhan dan komunikasi.
Cara Brand di Asia Tenggara Menggunakan Listening Secara Strategis
Di kawasan Asia Tenggara yang sangat beragam, brand juga perlu menyesuaikan strategi listening mereka sesuai dengan konteks lokal. Berikut pendekatan dari tiga negara utama di Asia Tenggara:
Singapura
Brand di Singapura sangat data-driven. Mereka memanfaatkan customer insight marketing untuk melacak perilaku konsumen, niche apa yang memiliki lifetime value yang tinggi. Ini dilakukan dengan analisis mendalam terhadap pola konsumsi digital dan segmentasi audiens berdasarkan seberapa intens interaksi yang mereka lakukan.
Filipina
Di Filipina, budaya lokal dan bahasa sangat berwarna. Brand sering memanfaatkan slang dan bahasa gaul di TikTok sebagai inspirasi utama konten. Listening digunakan untuk menangkap percakapan yang sedang populer dan mengubahnya menjadi kampanye penuh warna yang terasa relatable dan autentik.
Indonesia
Di Indonesia, pendekatan listening dilakukan sejak tahap pra-kampanye. Ini penting untuk menghindari kesalahan konteks, terutama yang berhubungan dengan agama atau norma sosial. Misalnya, menentukan waktu unggah konten yang sesuai selama Ramadan, atau memastikan tidak ada visual yang menyinggung norma budaya. Ini bagian dari digital strategy Southeast Asia yang makin adaptif dan sensitif terhadap konteks lokal.
IDEOWORKS Listening dan Strategy Lab
Sebagai pelopor dalam social listening, IDEOWORKS menghadirkan IDEOWORKS Listening & Strategy Lab, sebuah sistem yang bukan hanya mengumpulkan data, tetapi juga menerjemahkannya menjadi tindakan strategis.
Beberapa fitur unggulan lab ini meliputi:
- Integrasi penuh dengan perencanaan konten, pengembangan produk, dan kampanye digital.
- Laporan insight mingguan atau bulanan, disesuaikan dengan dinamika tren dan kebutuhan klien.
- Rekomendasi siap eksekusi, berdasarkan framework yang solid: Listen → Hipotesis → Uji → Tindakan.
Sistem ini tidak hanya berguna bagi tim pemasaran. Divisi produk, customer service, bahkan tim branding, semua bisa bekerja berdasarkan data real-time yang dikumpulkan dari audiens. Dengan pendekatan ini, social media listening menjadi landasan untuk menciptakan produk dan konten yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan pasar.
Bukan Lagi Opsional: Dengarkan Atau Tertinggal
Brand yang tidak mengadopsi social media listening dengan serius akan tertinggal. Konsumen saat ini tidak hanya ingin membeli produk, tapi mereka juga ingin terlibat, merasa didengar, dan membangun koneksi emosional dengan brand.
Era pemasaran satu arah telah berakhir. Kini, audiens menginginkan interaksi dua arah. Mereka menyampaikan harapan, kritik, dan ide di kolom komentar, dan berharap brand merespons dengan cepat dan tepat. Mendengarkan, dalam konteks ini, bukan hanya bentuk empati, tapi strategi pertumbuhan.
Melalui pendekatan berbasis data dari social media insights SEA, brand bisa mendeteksi perubahan sentimen pasar, menangkap sinyal tren baru, dan membangun narasi yang lebih bermakna. Listening memungkinkan tim kreatif, produk, dan eksekusi berjalan dengan arah yang sama.
Kesimpulan
Social media listening kini telah menjadi alat utama dalam strategi pertumbuhan brand di Asia Tenggara. Ia bukan lagi fitur tambahan, tetapi jantung dari strategi inovasi. Dengan memanfaatkan social listening strategy, brand bisa memahami kebutuhan audiens secara lebih dalam dan menyusun tindakan yang relevan dan berdampak.
Para CMO yang cerdas telah membuktikan bahwa pendekatan ini mempercepat waktu ke pasar, memperkuat hubungan dengan pelanggan, dan membuka peluang baru dalam pengembangan produk. Maka dari itu, jika Anda belum memulainya, sekaranglah waktunya.
Karena brand yang paling mendengarlah yang akan menjadi yang paling tumbuh. Bersama IDEOWORKS, brand Anda akan dapat menemukan strategi social listening yang paling tepat. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, hubungi Ideoworks melalui kontak yang tersedia.