Preloader
Choosing icons

4 Dimensi Penting dalam Digital Brand Awareness Strategy

Key points

  • Agar strategi digital brand awareness lebih efektif, Anda perlu mempertimbangkan sejumlah dimensi penting seperti sensory, cognitive, affective, dan conative.
  • Namun, penerapannya tidak bisa lepas dari tantangan seperti terpecahnya perhatian audiens, perubahan peran media sosial, dan tidak adanya target branding yang terukur.

Jika Anda ingin brand tetap bersaing di era digital, sebaiknya Anda memaksimalkan strategi untuk membangun digital brand awareness. Sebab, menurut Wiser Notify, lebih dari 50% konsumen cenderung membeli produk atau layanan dari merek yang mereka kenal. Namun, bagaimanakah Anda bisa membangun awareness ini?

Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mempertimbangkan dimensi penting dalam strategi mendorong kesadaran brand. Untuk penjelasan lengkapnya, Anda bisa menyimak artikel ini hingga tuntas!

Dimensi Strategi Digital Brand Awareness

Secara umum, dimensi digital brand awareness terdiri dari 4 elemen yang wajib ada dalam strategi marketing Anda:

1. Sensory

Dimensi sensory berfokus pada stimulasi panca indera konsumen melalui elemen visual, auditori, dan taktil. Dalam konteks digital, ini melibatkan desain antarmuka yang menarik, penggunaan warna yang konsisten dengan identitas merek, serta elemen suara yang mendukung pengalaman pengguna. Misalnya, penggunaan palet warna yang khas dan desain yang responsif dapat meningkatkan daya tarik visual dan memperkuat identitas merek.

2. Cognitive

Dimensi cognitive berkaitan dengan bagaimana konsumen memproses informasi tentang merek Anda. Penyampaian konten yang informatif dan edukatif membantu membentuk pemahaman dan pengetahuan konsumen. 

Anda dapat menggunakan strategi seperti artikel blog, infografis, dan webinar untuk menyampaikan informasi yang relevan dan meningkatkan kredibilitas merek. Sebab, konten yang berkualitas akan membantu konsumen memahami nilai dan keunggulan produk atau layanan Anda.

3. Affective

Dimensi affective menyoroti pembentukan hubungan emosional antara merek dan konsumen. Sebab, emosi memiliki peran penting dalam keputusan pembelian. Jadi, kampanye yang menyentuh perasaan, seperti cerita inspiratif atau inisiatif sosial, dapat meningkatkan keterlibatan emosional dan loyalitas konsumen.

4. Conative

Dimensi conative berfokus pada mendorong tindakan dari konsumen, seperti pembelian atau partisipasi dalam kampanye. Penggunaan call-to-action yang jelas, penawaran khusus, atau program loyalitas dapat memotivasi konsumen untuk mengambil langkah konkret. Misalnya, penawaran diskon eksklusif untuk pelanggan setia dapat meningkatkan tingkat konversi dan retensi pelanggan.

Tantangan Penerapan Dimensi Digital Brand Awareness

Setelah mengetahui apa saja dimensi penting dalam strategi digital brand awareness, ada sejumlah tantangan yang perlu Anda pertimbangkan. Contohnya, seperti di bawah ini:

1. Fragmentasi perhatian audiens

Dalam ekosistem digital yang penuh dengan distraksi, perhatian audiens semakin terbagi di berbagai platform dan format konten. Bahkan, menurut laporan American Psychological Association, rentang perhatian audiens semakin berkurang dari tahun ke tahun. Jadi, jika Anda tidak bisa langsung menarik perhatian target konsumen, konten Anda akan ditinggalkan.

Oleh sebab itu, brand perlu menciptakan konten yang ringkas, menarik, dan mudah diingat untuk dapat bersaing dalam lautan informasi. Strategi seperti micro-content di media sosial atau format video pendek dapat membantu menarik perhatian audiens secara efektif.

2. Perubahan peran media sosial

Media sosial telah berevolusi dari sekadar platform komunikasi menjadi mesin pencari informasi dan e-commerce. Perubahan algoritma di berbagai platform juga membuat jangkauan organik menurun, sehingga memerlukan pendekatan yang lebih strategis dalam distribusi konten. 

Berdasarkan data dari Hootsuite, engagement rate organik Facebook yang hanya sekitar 3%, mendorong brand untuk berinvestasi lebih dalam pada strategi paid media dan konten interaktif agar tetap relevan di mata audiens.

3. Tidak adanya target branding yang jelas

Banyak merek gagal dalam membangun digital brand awareness karena tidak memiliki target branding yang terdefinisi dengan jelas. Tanpa arah yang spesifik, sulit untuk menentukan KPI yang tepat dan mengukur keberhasilan strategi. 

Sebuah survei yang dilakukan oleh Marketing Week bersama Kantar menunjukkan bahwa lebih dari 30% brand tidak mengukur ROI. Sebab, mereka tidak tahu cara melakukannya. 

Untuk mengatasi tantangan ini, merek perlu menetapkan persona audiens, menetapkan metrik kinerja utama, dan menerapkan analitik berbasis data guna mengoptimalkan strategi branding mereka secara berkelanjutan.

 

Anda tidak perlu menghadapi semua tantangan tersebut sendirian ketika membuat strategi digital brand awareness yang efektif. Sebab, Anda dapat memanfaatkan bantuan dari ahli di bidang marketing seperti IDEOWORKS.

IDEOWORKS telah berpengalaman bekerja sama dengan lebih dari 3.000 brand dan akan terus bertambah sejak awal berdiri. Anda bisa mendapatkan insight yang lebih menyeluruh melalui data-based market research dan proses evaluasi yang menyeluruh bersama para profesional kami. Tertarik? Konsultasikan ide branding kreatif Anda bersama IDEOWORKS sekarang!

Tags

Further Reading: