Preloader
Serupa Tak Sama, Apa Beda Reseller vs Affiliate Marketing?

Serupa Tak Sama, Apa Beda Reseller vs Affiliate Marketing?

Dengan berkembangnya teknologi media sosial dan e-commerce, kini Anda sudah sering mendengar istilah affiliate marketing dan reseller. Menurut Influencer Marketing Hub, sudah ada 9.600 perusahaan yang menawarkan jasa affiliate marketing di seluruh dunia pada tahun 2023. Lalu, hampir 16% pelaku usaha e-commerce di Indonesia berperan sebagai reseller

Maka dari itu, keduanya sering kali dianggap sama oleh banyak orang, tapi sebenarnya tidak demikian. Memangnya, apa saja perbedaan antara jasa affiliate marketing dan reseller? Anda bisa menyimak jawabannya di sini.

Apa Itu Strategi Affiliate Marketing?

Pada dasarnya, affiliate marketing adalah strategi yang digunakan sebuah bisnis untuk meningkatkan exposure serta keuntungan mereka. Dalam taktik ini, perusahaan akan merekrut sejumlah orang yang aktif di media sosial, memiliki sejumlah pengikut, dan telah memiliki personal branding untuk mempromosikan produk atau jasa mereka. 

Sebagai bentuk apresiasi atas upaya promosi tersebut, para peserta dari program strategi affiliate marketing akan menerima sejumlah komisi untuk setiap pembelian melalui link khusus mereka. Anda bisa melihat contoh penerapannya dari jasa OTA seperti Traveloka dan Tiket.com, layanan e-commerce seperti Shopee dan Lazada, serta produk digital dari Google dan Microsoft.

Apa Itu Reseller?

Sesuai namanya, pemilik usaha yang mendaftar sebagai seorang reseller akan menjual kembali produk atau jasa dari pemilik brand utama kepada pelanggan mereka sendiri. Pada umumnya, peserta program reseller dari sebuah perusahaan akan memperoleh akses barang dengan harga diskon, lalu mereka bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. 

Kemudian, sama seperti affiliate marketing, mereka akan mendapatkan uang komisi untuk setiap transaksi yang berhasil diselesaikan. 

Kini, ada banyak sektor bisnis di Indonesia yang sudah menawarkan program reseller untuk membantu perkembangan usaha mikro. Beberapa di antaranya adalah industri kecantikan (PT Paragon Tech & Innovation, Azarine Cosmetics, dan Somethinc), teknologi (Asus dan Lenovo), serta peralatan rumah tangga berbahan plastik (Technoplast).

Tujuan Affiliate Marketing dan Reseller

Walaupun strategi affiliate marketing dan reseller serupa tak sama, keduanya masih memiliki tujuan yang sama. Pemasaran melalui kerja sama dengan afiliator maupun reseller bertujuan untuk meningkatkan jangkauan produk ke daerah dan segmen pasar yang lebih luas melalui perantara distributor. 

Pada akhirnya, hal ini bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan untuk produk serta jasa yang ditawarkan sebuah bisnis. Apalagi, data dari Zippia menunjukkan bahwa nilai dari pasar affiliate marketing secara global sudah mencapai 12 miliar dolar.

5 Perbedaan Jasa Affiliate Marketing dan Reseller

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, jasa affiliate marketing memang memiliki tujuan akhir yang tidak berbeda jauh dengan reseller. Meski demikian, keduanya tetap berbeda karena alasan berikut:

1. Strategi yang digunakan

Salah satu perbedaan yang paling utama dari pemasaran melalui hubungan afiliasi dan resale adalah strateginya. Elemen utama strategi reseller melibatkan penjualan produk di tempat yang lebih beragam, dan tidak hanya terbatas pada channel utama sebuah brand. Maka dari itu, program ini lebih menyasar pengusaha kecil.

Sementara itu, afiliator dalam program khusus sebuah bisnis hanya akan mempromosikan dan mengajak pengguna lain untuk mencoba sebuah produk melalui link/referral code yang mereka dapatkan. Jadi, target demografinya pun lebih luas karena siapa pun yang punya media sosial bisa berpartisipasi.

2. Syarat ketersediaan produk

Tak hanya dari strategi yang digunakan, strategi resale dan afiliasi memiliki perbedaan mendasar dari segi apakah pesertanya harus memiliki produk sebuah perusahaan. Untuk menjadi reseller, Anda perlu membeli sejumlah produk dan layanan dari bisnis tertentu supaya bisa dijual kembali dari stok toko Anda. Namun, dengan bergabung sebagai afiliator, Anda sama sekali tidak perlu menyediakan stok produk atau jasa dari perusahaan yang ingin dipromosikan.

3. Besaran keuntungan

Selain syarat kepemilikan produk dan strateginya, keuntungan yang bisa diperoleh dengan menjadi reseller atau afiliator juga berbeda. Sebagai reseller, Anda memiliki lebih dari satu sumber pemasukan: selisih antara harga beli dan jual produk, serta komisi penjualan sesuai dengan kontrak bersama perusahaan pemegang brand utama. 

Namun, untuk peserta program pemasaran melalui afiliator, Anda hanya bisa memperoleh pemasukan dari biaya komisi. Untuk mendapatkannya pun, Anda harus memastikan bahwa pengguna yang berinteraksi dengan Anda memang sudah mengklik link afiliasi Anda.

4. Tugas yang dijalankan

Sederhananya, reseller memiliki tugas yang sama seperti pemilik toko online di layanan e-commerce pada umumnya, sedangkan afiliator tidak. Seorang reseller harus mengemas produk yang dipesan oleh seorang pelanggan secara langsung dari stok mereka, dan mereka juga harus mengirimkannya melalui jasa logistik.

Di sisi lain, afiliator hanya bertugas untuk memastikan bahwa pengguna yang berinteraksi dengan mereka mengetahui kegunaan dan manfaat sebuah produk secara mendalam. Dengan demikian, pengguna tersebut akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian melalui link afiliasi khusus.

5. Tantangan yang dihadapi

Tugas reseller dan afiliator tentunya memiliki tantangan tersendiri. Karena seorang reseller bertanggung jawab atas kondisi dan ketersediaan produk hingga tiba di alamat pembeli, mereka perlu menyediakan gudang, memberikan bantuan kepada pelanggan yang mengalami masalah tertentu, dan bahkan mengurusi proses pengembalian dana. Selain itu, mereka juga harus bisa menentukan harga yang paling bersaing dengan kompetitor lainnya.

Lantas, bagaimana dengan afiliator? Mereka memang tidak perlu melakukan semua tugas reseller yang sudah disebutkan, tetapi mereka perlu menciptakan strategi marketing yang lebih mantap agar bisa mendorong traffic serta penjualan. Sama seperti reseller, mereka juga perlu bersaing dengan banyak orang yang bergabung sebagai afiliator, terlebih dengan proses seleksi yang lebih mudah.

Itu dia sejumlah perbedaan antara affiliate marketing dan reseller. Meskipun tujuan akhirnya sama, keduanya tetap berbeda dari segi strategi, sumber pemasukan, tugas, serta syarat dan ketentuan untuk memulainya. 

Jika Anda ingin menerapkan salah satu atau keduanya, Anda bisa mengandalkan bantuan dari digital marketing agency yang terpercaya, misalnya IDEOWORKS. Sebab, IDEOWORKS bisa memberikan solusi pemasaran afiliasi yang menyeluruh dan efektif agar bisnis Anda semakin kompetitif. Penasaran? Cobalah konsultasikan ide kreatif Anda bersama IDEOWORKS sekarang!

Let’s talk about your brand