4 Contoh Social Media Campaign yang Berakhir dengan Kontroversi
Di masa pandemi seperti sekarang ini, dunia media sosial menjadi salah satu dunia yang berkembang pesat. Berbagai social media platform berkembang menjadi sebuah platform yang serba ada dan serba bisa. Pola konsumsi dan pergerakan pengguna internet yang berubah dan meningkat juga menjadi salah satu alasan mengapa social media campaign menjadi sebuah aspek yang penting dan dapat menjadi sebuah potensi besar untuk bisnis Anda.
Ketika Anda menjalankan sebuah social media campaign, tentunya Anda ingin campaign Anda berhasil sesuai dengan prediksi dan rencana Anda. Namun, ternyata tidak semua campaign yang dilemparkan kepada audiens mendapatkan respon yang diinginkan. Ada beberapa brand yang menghadapi backlash dari social media campaign yang mereka jalankan. IDEOWORKS.id akan membahasnya di bawah ini.
4 Social Media Campaign yang Mendapat Respon Negatif
Isu Rasisme dalam Iklan Body Lotion Oleh Dove
Pada 2017, Dove mengalami backlash karena social media campaign mereka. Salah satu iklan kampanye produk lotion mereka menimbulkan stigma bahwa orang dengan kulit berwarna coklat terkesan tidak cantik dengan menayangkan sosok perempuan berkulit coklat yang mengangkat kaosnya dan sosok tersebut berubah menjadi perempuan kulit putih. Secara implisit, Dove justru terkesan menekankan kecantikan adalah mereka yang berkulit putih, sehingga banyak masyarakat yang antipati dan mengecam kampanye tersebut.
Diskredit Profesi Influencer Oleh Harlette Beauty
Harlette Beauty adalah sebuah produk kecantikan lokal Indonesia. Pada pertengahan 2021, mereka meluncurkan campaign “Berani Review Jujur”. Di campaign ini, mereka menyatakan untuk tidak menggunakan review para influencer lagi agar review yang hadir adalah review jujur dari para pengguna. Banyak yang menyambut baik campaign ini, namun tidak sedikit yang kontra dengan pernyataan tersebut. Kejujuran dalam mengeluarkan sebuah review memang yang dicari oleh audiens, namun bukan berarti para influencer yang dibayar atau diberikan PR package dari sebuah brand tidak memberikan review yang jujur.