Preloader
Mathias Muchus

Losmen Bu Broto, Momen Nostalgia Mathias Muchus

Film Losmen Bu Broto karya sutradara Ifa Isfansyah dan Eddie Cahyono akan tampil perdana dan serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada 18 November 2021. Film ini merupakan film Indonesia pertama yang berkolaborasi dengan digital agency. Film ini adalah hasil kolaborasi Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, IDEOWORKS.id sebagai digital agency, dan Fourcolours Films. Berlatar di Yogyakarta, film Losmen Bu Broto merupakan reboot dari serial legendaris Losmen yang tayang di TVRI pada 1980-an.

Melibatkan Aktor dan Aktris Senior Terbaik

Kisah keseharian yang diangkat dalam film Losmen Bu Broto ini melibatkan para aktor dan aktris senior ternama Indonesia. Maudy Koesnaedy akan berperan menjadi Bu Broto, dan Mathias Muchus akan berperan sebagai Pak Broto.

Putri Marino akan berperan sebagai Mbak Pur, putri sulung dari keluarga Broto yang memiliki hobi memasak. Maudy Ayunda akan memerankan Jeng Sri, putri kedua keluarga Broto yang hobi bernyanyi. Sementara itu, Baskara Mahendra akan berperan sebagai Tarjo, putra bungsu keluarga Broto yang bersifat cuek dan tengil dan masih berkuliah. Namun, apakah Anda tahu bahwa aktor yang sebelumnya memerankan Tarjo adalah Mathias Muchus?

Momen Nostalgia Mathias Muchus

Mathias Muchus merupakan aktor yang tidak asing dengan serial Losmen. Sebelumnya, pada 1980-an ketika serial Losmen ditayangkan di TVRI, Mathias Muchus adalah aktor yang memerankan Tarjo, sang putra bungsu keluarga Broto. Namun, ia tak lagi berperan sebagai Tarjo, melainkan seb agai Pak Broto yang akan beradu peran dengan Maudy Koesnaedy sebagai Bu Broto.

Losmen Bu Broto bagi Mathias Muchus adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Ia selalu berangan-angan mengenai serial Losmen yang didaur ulang dan diangkat menjadi sebuah produksi layar lebar. Baginya, film Losmen Bu Broto hadir untuk berbagi kisah masa lalu yang ada dalam serial Losmen kepada anak muda zaman sekarang.

Itulah yang bisa kita tunggu dari film Losmen Bu Broto ini. Walaupun berlatar belakang Yogyakarta, namun latar waktu yang diangkat adalah tahun 2021, sehingga kita dapat melihat bagaimana Losmen Bu Broto memikat banyak wisatawan di zaman sekarang dengan kentalnya nuansa Jawa, khususnya nuansa Yogyakarta.

[nextpage title=” “]

Serial Losmen ini sendiri merupakan cikal bakal sinetron drama di Indonesia. Serial yang diciptakan oleh Tatiek Maliyati dan Wahyu Sihombing ini berjaya dengan 31 episode yang mengudara di TVRI. Serial Losmen juga dibintangi dengan aktor dan aktris senior pada masanya, seperti Mieke Wijaya, Mang Udel, Ida Leman, dan Dewi Yull. 

Namun, film Losmen Bu Broto ini memiliki jalan cerita yang sedikit berbeda dengan serial Losmen karena film ini menceritakan bagaimana Bu Broto membangun sebuah penginapan di daerah Yogyakarta. Film Losmen Bu Broto menitikberatkan jalan ceritanya kepada konflik Bu Broto dengan kedua putrinya, Mbak Pur dan Jeng Sri.

Intellectual properties yang dimiliki oleh film ini membuat IDEOWORKS.id tertarik untuk ikut berkontribusi di dalamnya. Nilai-nilai kekeluargaan, persahabatan, asmara, dan kehidupan sehari-hari serta bagaimana sebuah keluarga bertahan di tengah konflik menjadi nilai-nilai yang sangat berharga untuk IDEOWORKS.id dan sebagai sebuah digital agency, IDEOWORKS.id dapat membantu memperkuat dan memperluas penyampaian pesan yang ingin disampaikan oleh film Losmen Bu Broto. Kami ikut merasa bahagia karena dapat menjadi salah satu bagian dari pengadaan wadah nostalgia bagi salah satu aktor terbaik Indonesia.

IDEOWORKS.id sebagai digital agency yang berkolaborasi dalam film ini sangat bangga karena ini permulaan dari bangkitnya industri film pasca pandemi COVID-19 di Indonesia. Walaupun pandemi belum berakhir, tapi film Losmen Bu Broto ini menjadi titik awal kebangkitan tersebut. IDEOWORKS.id juga merasa terhormat karena menjadi digital agency pertama di Indonesia yang ikut langsung dalam proses produksi film Losmen Bu Broto ini, dan akan terus menjadi digital agency yang mendukung industri film Indonesia agar terus berkembang dan bangkit menjadi industri yang lebih baik lagi.

Further Reading: