Apakah Anda pernah melihat suatu brand image yang familiar, namun ketika Anda lihat lebih jelas ternyata image tersebut adalah sindiran terhadap brand yang Anda kenal? Olok-olokan terhadap sebuah brand tersebut biasa disebut Doppelganger Brand Image (DBI). Biasanya, DBI dibuat oleh seseorang atau sekelompok dengan tujuan merendahkan brand yang logo atau slogannya diparodikan. DBI merupakan “ancaman” untuk sebuah brand karena dapat berefek negatif terhadap conversion dan tingkat kepercayaan customer terhadap jasa Anda.
Doppelganger Brand Image berasal dari kata Doppelgänger, Doppel yang berarti duplikat dan Ganger, diartikan sebagai perjalanan. Dalam hal ini, Doppelganger dapat disebut sebagai duplikasi diri yang berbeda sikap 180 derajat. Dalam social media branding, biasanya DBI muncul untuk menjatuhkan nama suatu brand. Serangan ini bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari tim brand lain, aktivis anti-brand, hingga orang-orang yang kecewa dengan brand tersebut. Saat ini, dengan keberadaan media sosial dan dominasi social media branding untuk menggaet customer, sebuah DBI akan semakin mudah menyebar hingga potensi kemunculannya perlu diawasi.
[irp]
Agar Anda dapat memahami seperti apa Doppelganger Brand Image itu, IDEOWORKS.id mengulas apa saja yang perlu diketahui mengenai DBI, termasuk langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mencegah dan meminimalisir efeknya terhadap social media branding yang Anda bangun.
Faktor yang Dapat Menimbulkan Doppelganger Brand Image
Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan Doppelganger Brand Image, salah satunya penyebaran informasi atau klaim dari brand Anda yang mengundang kontroversi. Terkadang, klaim yang berlebihan terhadap value produk Anda dapat menjadi sebuah bumerang dan menimbulkan pandangan negatif terhadap brand.
Selain itu, kampanye berbasis emosi (emotional brand campaign) pun potensial dalam kemunculan doppelganger. Dalam emotional campaign, pendekatan emosi yang dibangun brand bisa dianggap “palsu” dan tidak otentik, sehingga audiens merasa kecewa dan menunjukkan kekecewaan terhadap campaign dan brand dengan DBI.
Contoh Doppelganger Brand Image
Sejauh ini, ada beberapa brand dunia yang kerap mengalami DBI karena produk yang mereka tawarkan. Tidak semua DBI dapat dicegah, seperti yang dialami beberapa brand berikut ini.
-
McDonald’s
McDonald’s merupakan salah satu fast food chain terbanyak di dunia. Makanan siap sajinya sangat populer, namun sebagai fast food, McDonald’s bukanlah makanan dengan nutrisi yang seimbang. Popularitas McDonald’s dan tendensi pelanggan masa kini yang ingin serba cepat malah menjadi backlash. McDonald’s pernah mengklaim bahwa makanan yang mereka sajikan adalah makanan dengan bahan yang “sehat”, sehingga mengundang reaksi audiens. Audiens merasa klaim tersebut salah, karena McDonald’s dianggap berkontribusi terhadap peningkatan obesitas di berbagai kalangan, khususnya anak muda.[nextpage title=” “]
-
Pepsi
Pepsi sebagai produsen minuman berkarbonasi dengan berbagai rasa juga mengalami DBI akibat jenis produk yang mereka jajakan. Pepsi dianggap berkontribusi terhadap tingkat pengidap diabetes, khususnya di Amerika Serikat yang “terbiasa” untuk meminum minuman berkarbonasi sebagai pendamping makanan cepat saji. Kandungan kafein dan gula di dalamnya memicu candu yang meningkatkan frekuensi seseorang dalam mengkonsumsi minuman yang tinggi akan gula.
[irp]
Bagaimana Anda Dapat Meminimalisir Potensi Doppelganger Brand Image?
Tidak semua hal bisa dicegah, termasuk serangan terhadap brand Anda. Persaingan bisa terjadi secara sehat maupun buruk, namun setidaknya jangan sampai brand Anda mengalami DBI akibat kesalahan strategi dalam menyusun social media branding. Pertama, buatlah klaim dan informasi yang benar. Berusaha mempersuasi calon klien adalah tujuan utama, tetapi jangan dengan hal yang salah atau tidak dapat dibuktikan.
Kedua, ketika Anda hendak membangun social media branding dengan emotive campaign, pastikan sensitivitas isu yang akan diangkat prospek reaksi yang akan dialami dari kampanye tersebut. Dengan memprediksi reaksi dan memahami konsekuensi dari campaign tersebut, Anda dapat meminimalisir potensi DBI dan tahu bagaimana cara menanggulanginya, seperti menjaga loyalitas konsumen atau bahkan membentuk CSR yang dapat meningkatkan rasa percaya konsumen pada brand Anda.
Ulasan mengenai Doppelganger Brand Image di atas dapat menjadi insight untuk Anda mengenali salah satu ancaman yang mungkin muncul ketika sedang membangun social media branding Anda. Tentu sebuah social media branding harus direncanakan dengan matang untuk menghasilkan brand image yang positif.
Agar Anda dapat merancang strategi yang matang, Anda dapat berdiskusi dan membangun branding yang sesuai bersama IDEOWORKS.id. Sebagai sebuah digital agency, IDEOWORKS.id memahami berbagai kebutuhan Anda dan akan membantu Anda menemukan brand strategy di berbagai medium yang tepat untuk Anda.