Dewasa ini banyak cara dalam meningkatkan bisnis digital marketing, salah satunya dengan menggunakan layanan atau jasa digital advertising agency. Menurut Digital Marketing Institute dan Evergreen, pemasaran digital perlu dipertimbangkan oleh pemilik bisnis, khususnya bisnis baru atau kecil. Selain biaya, ketatnya persaingan bisnis di era digital justru membuat sebagian pebisnis kerap kesulitan untuk mengejar laju perkembangan tren dan perubahan perilaku konsumen, terlebih kompetitor sudah semakin didepan. Namun, ada upaya yang bisa dilakukan pebisnis atau marketer untuk mengejar ketertinggalan tersebut, yaitu dengan strategi marketing share of voice (SOV) atau membangun kepercayaan pelanggan melalui brand voice.
Ada banyaknya metrik yang diperhitungkan oleh marketer untuk mengetahui efektivitas digital marketing dengan share of voice. Apalagi jenis strategi marketing dengan media (share of voice media) belakangan ini menjadi sangat populer seiring dengan canggihnya teknologi. Hampir semua brand bisnis menggunakan social media sebagai sarana untuk melakukan pemasaran. Hal inilah yang menentukan kesuksesan marketing bisnis di social media dengan metrik SOV. Metrik share of voice dapat menghitung seberapa besar persentase market yang dapat suatu brand kuasai daripada kompetitor. Dari detail SOV inilah, marketer dapat memutuskan strategi apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Sedangkan strategi brand voice menjadi kunci untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial bisnis untuk membangun kepercayaan mereka terhadap brand. Setiap perusahaan bisnis atau kompetitor yang sudah lebih dulu eksis pasti memiliki banyak konsumen loyal. Salah satu cara meningkatkan potensi konsumen loyal dengan strategi brand voice—yang bisa menghubungkan langsung dengan market. Meski setiap strategi membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi efektivitas marketing brand voice cukup populer di dunia.
Mau tau strategi apa yang diadopsi oleh share of voice dan brand voice? Di artikel ini akan memberikan pemahaman tepat untuk para pebisnis atau marketer mengenai optimasi kedua strategi tersebut.
Pengertian Brand Voice dan Cara Mengembangkannya
Brand voice dikenal sebagai gaya berkomunikasi suatu brand kepada konsumen. Gaya berkomunikasi ini dimaksudkan brand yang bisa menyesuaikan target market serta jatidiri brand secara intelektual, berwibawa, ceria, humoris, atau pun serius. Namun, sebelum mencari gaya komunikasi yang tepat, tentu bisnis harus memastikan target market dan kepribadian brand tersebut. Dalam menentukan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan tidak boleh disepelekan. Karena ini menyangkut jati diri atau personal branding bisnis—sebagai faktor penting untuk menjalin hubungan dan membangun mindset konsumen untuk terus menggunakan produk atau layanan brand.
Apa saja strategi Brand Voice yang harus kamu ketahui?
Panduan penulisan untuk bahasa yang tepat
Strategi pertama brand voice terletak kepada bahasa yang konsisten dikenalkan langsung ke konsumen. Oleh karena itu dibutuhkan panduan khusus penulisan dengan gaya konten kreatif. Misalnya, untuk menulis artikel blog, itu dibutuhkan gaya bahasa yang informatif dan edukatif. Jadi bisnis membutuhkan content writer agar bisa membuat artikel yang sesuai dengan brand voice (tone of voice) perusahaan. Kemudian untuk gaya bahasa dari konten social media platform juga bisa seragam untuk menonjolkan sisi value perusahaan.
Buat tabel brand voice
Setelah mendapatkan tone of voice, selanjutnya kembangkan karakteristik bahasa brand lewat tabel. Melalui karakteristik yang passionate, energik, persuasif, bahasa bisa menjadi referensi bagi semua orang dapat menggunakannya. Sementara itu, hindari bahasa yang terlalu pasif dengan sejumlah aktivitas marketing yang mendukung produk tersebut.
Audit brand voice secara berkala
Tahapan audit ini untuk mengetahui seperti apa traffic konten digital di social media maupun blog bisnis. Periksalah setiap konten yang sudah dibuat tersebut, nantinya performa brand voice akan terasa meningkat atau menurun dengan tone of voice yang diterapkan. Namun, bila sudah memiliki gaya bahasa yang aktif, tanpa disadari brand bisnis dapat melakukan pemasaran dengan sendirinya. Dengan audit, pebisnis dapat mencari tahu value dari perusahaan, sesuai dengan target market yang dipilih.
Deskripsi brand yang detail
Brand voice harus menunjukkan kepribadian suatu brand bisnis. Oleh karena itu, deskripsi brand yang detail menjadi langkah pertama untuk pengembangannya. Maksimalkan kosakata yang dipilih, bagaimana untuk menjadikan kalimat yang efektif, agar konsumen dapat meyakini bahwa brand memiliki karakter yang konsisten. Kamu bisa melakukan riset pada brand kompetitor untuk mengetahui karakteristik brand bisnis mereka. Pelajari konten marketingnya, mulai dari pemilihan kata atau sapaan, sebagai acuan mengembangkan brand voice bisnismu.
Dari penjelasan di atas, tentu mengembangkan brand voice bukan hal yang mudah. Tapi kamu harus ingat bahwa brand harus punya komunikasi yang konsisten dengan pelanggannya. Tentunya strategi brand voice ini berbeda dengan strategi share of voice (SOV), yang berguna sebagai metrik pengukur untuk meningkatkan visibilitas brand agar mendominasi percakapan di industri pemasaran.
Menurut Hootsuite, share of voice dapat menggabungkan social listening dan analisis kompetitif untuk mengukur persaingan brand bisnis. Analisis share of voice in marketing dapat memberikan peluang mengenai brand awareness di industri atau marketnya. Selain itu, brand mampu mengidentifikasi cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan strategi marketing secara organik maupun social media.
Bagaimana cara menghitung share of voice?
SOV dengan pencarian organik
Cara mengetahui share of voice yang pertama dengan menghitung skala secara manual. Mulai dengan mengurutkan kata kunci dan brand kompetitor, kemudian rangkum peringkat di spreadsheet excel. Selanjutnya, ambil data click through rate (CTR) dari tiap peringkat, yang nantinya nilai CTR ini dapat dianggap sebagai kata kunci share of voice. Untuk menghitung share of voice satu set kata kunci, kamu bisa kalikan CTR dengan volume pencarian rata-rata per bulan. Data ini bisa ditemukan dari Google Analytics dengan rumus: Brand Traffic / Total Market Traffic = Share of Voice.
SOV untuk PPC (Pay Per Click)
Berbeda dengan pencarian organik, share of voice untuk PPC dikenal sebagai impression share yang membutuhkan data dari Google AdWords. Untuk mengetahui SOV-nya, buka akun AdWords dan klik tab campaigns. Pilih tombol columns dan klik modify columns dari menu. Terakhir, klik competitive metrics dan tambahkan kolom impression share yang ingin dilacak.
Dimana hasil share of voice untuk PPC adalah jumlah iklan yang ditampilkan kepada pengguna dibandingkan dengan probabilitas keseluruhan. Data tersebut diperoleh dari kata kunci dan kampanye social media.
SOV untuk Social Media
Cara share of voice berikut ini adalah proses pengumpulan suara pengguna dengan tool analisis social media platform. Pengukuran metrik share of voice media ini memiliki dua keuntungan, yaitu mengetahui tingkat keberhasilan campaign marketing dan biaya yang sudah dihabiskan untuk memasang iklan layanan. Dari metrik ini kamu bisa mengetahui seberapa visible brand bisnis di pencarian Google.
Demikian penjelasan tentang strategi marketing menggunakan Share of Voice dan Brand Voice yang bermanfaat untuk bisnis. Jadi, pilih mana, share of voice atau brand voice? Atau tertarik untuk menerapkan kedua strategi tersebut, hubungi IDEOWORKS sekarang juga!