Perkembangan teknologi yang semakin pesat membentuk iklim digital yang semakin kompetitif di Asia Tenggara. Di tengah-tengah perkembangan persaingan digital yang semakin dinamis, para Chief Marketing Officer (CMO) dihadapkan dengan pilihan yang dilematis: membangun tim digital marketing internal yang kuat, atau menjalin kerja sama dengan digital marketing agency eksternal. Dalam era di mana growth marketing menjadi pendekatan yang semakin relevan untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan, keputusan seperti apa yang sebaiknya Anda ambil?
In-House vs Agensi Digital, Apa Faktor Pemicunya?
Memilih antara tim in-house atau bekerjasama dengan agensi digital dulunya adalah suatu hal yang bersifat hitam-putih. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, batasan antara keduanya pun menjadi kabur. Hal tersebut dibuktikan dari kemunculan 2 hal berikut:
1. Kemunculan Pusat Kreatif In-House
Beberapa perusahaan, umumnya brand besar, memutuskan untuk menginvestasikan modal yang cukup besar untuk mendirikan creative center bagi tim pemasaran internalnya. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan mereka dalam mengarahkan narasi brand, meningkatkan pemahaman tim terhadap core audience dan consumer, serta membantu mempercepat proses produksi konten.
2. Bangkitnya Model Strategi Digital Hybrid
Kebangkitan perusahaan yang mengombinasikan kekuatan tim internal dan fleksibilitas agensi eksternal menjadi semakin marak. Model ini dianggap jauh lebih menguntungkan, dimana tim internal bisa merumuskan strategi dan pihak agensi eksternal-lah yang mengeksekusinya. Cara ini membantu brand agar tetap bisa menjaga identitas merek dan inti strategi tetap sesuai di jalurnya, sekaligus memanfaatkan sumber daya dan keahlian yang ditawarkan oleh pihak agensi.
Memilih antara in-house atau agensi digital bukan keputusan sepele. Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari efisiensi biaya, kecepatan eksekusi, hingga kualitas ide kreatif. Namun, bagaimana brand-brand besar menyikapi pilihan ini? Untuk menjawabnya, kita bisa belajar langsung dari para pemain utama di Asia Tenggara yang telah lebih dulu merespons dinamika ini dengan strategi yang relevan dan adaptif.
Bagaimana Top Brand Asia Tenggara Menanggapi Dinamika Ini
Perubahan dinamika strategi digital ini tak pelak membuat sejumlah pemangku kebijakan mengalami kesulitan dalam menentukan langkah yang tepat. Faktanya, sebanyak 64% brands di Asia Tenggara memadukan kolaborasi antara tim internal dengan agensi digital di dalam strategi campaign mereka (Sumber: WFA/Statista 2025). Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Singapura
Brand besar di Singapura mengandalkan strategi hibrida yang menggabungkan kinerja tim internal dengan skill agensi untuk memaksimalkan program pemasaran mereka. Brand cenderung menggunakan tim in-house untuk menganalisis data sekaligus mengoptimasi kinerja pemasaran digital dalam jangka panjang. Tak hanya itu, brand juga menjalin kolaborasi dengan agensi dalam menentukan strategi creative campaign dan kampanye berskala besar.
2. Indonesia
Di Indonesia, terutama brand besar yang berasal dari Jakarta umumnya mengandalkan kerjasama dengan creative agency eksternal untuk merumuskan strategi pemasaran dengan skala jangkauan audiens yang besar. Dengan demikian, tim in-house bisa lebih fokus dalam melakukan brand maintenance, mengelola komunitas online dan hubungan dengan konsumen.
3. Filipina
Jika mayoritas perusahaan di Asia Tenggara memilih kolaborasi hybrid, brand di Filipina justru sangat tergantung terhadap digital marketing agency eksternal dalam hal menerapkan aktivitasi digital dan lokalisasi konten. Agensi lokal memang memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai budaya lokal, sehingga membuat brand menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Dari strategi yang diterapkan brand-brand besar di Asia Tenggara, kita bisa melihat bahwa kolaborasi dengan digital marketing agency bukan tanpa alasan. Ada keunggulan tertentu yang membuat agensi digital tetap relevan, bahkan di era ketika banyak perusahaan mulai membangun tim in-house. Lalu, sebenarnya apa saja kelebihan yang dimiliki agensi digital yang mungkin tidak bisa ditawarkan oleh tim internal?
Apa yang Agensi Digital Miliki yang Tidak Dimiliki Tim In-House
Menerapkan strategi kerja hybrid antara tim pemasaran in-house dengan digital marketing agency bisa menjadi cara paling ideal untuk memaksimalkan performa campaign dan mempercepat pencapaian tujuan growth marketing. Berikut adalah beberapa keahlian yang dimiliki oleh agensi digital yang mungkin tidak terdapat pada tim internal:
1. Pengetahuan Kreatif Lintas Pasar
Agensi memiliki wawasan mendalam tentang strategi advertising, content marketing, dan social media yang efektif di berbagai pasar.. Hal ini dikarenakan agensi telah menjalin kerjasama dengan banyak klien, sehingga mereka dapat menghasilkan ide-ide dan inovasi kreatif yang telah teruji dan diadaptasikan sesuai dengan pengalaman yang mereka terima.
2. Skalabilitas Talenta Tanpa Pengenaan Biaya Tetap
Agensi memberikan akses fleksibel ke berbagai talenta profesional, dari spesialis SEO, analis data, hingga kreator konten. Hal ini tentunya jauh lebih cost-effective dibandingkan mempekerjakan tim internal yang memiliki kemampuan yang harus menguasai seluruh ranah spesialisasi digital. Dengan begitu, strategi digital ads dan pemasaran lainnya bisa berjalan optimal tanpa membebani anggaran bulanan.
3. Ketersediaan Alat dan Teknologi yang Terintegrasi
Bekerja sama dengan creative agency memungkinkan brand memperoleh akses ke berbagai alat dan teknologi terbaru, seperti marketing analytic tools dan sistem data analytic terintegrasi. Investasi teknologi ini membantu Anda melakukan marketing audit, mengukur efektivitas strategi, dan membuat keputusan berbasis data dengan lebih akurat.
4. Pemahaman Mendalam terhadap Channel dan Bahasa.
Digital marketing agency lokal memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai bahasa dan kebudayaan lokal. Dengan demikian, mereka bisa membantu menerjemahkan preferensi dan kebutuhan consumer sesuai dengan koridor budaya yang berlaku. Agensi juga mengetahui channel promosi yang efektif dan sesuai dengan habit masyarakat.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, agensi digital mampu menjadi mitra strategis yang melengkapi keterbatasan tim in-house. Namun, tidak semua agensi bisa menjawab tantangan brand secara tepat sasaran. Di sinilah peran agensi yang adaptif dan berbasis data seperti IDEOWORKS menjadi krusial dalam menciptakan kolaborasi yang bukan hanya taktis, tapi juga berdampak nyata.
Bagaimana IDEOWORKS Berkontribusi di Dalam Kolaborasi Brand-Agensi
Sebagai digital marketing agency lokal, IDEOWORKS memahami kompleksitas ini. Itulah mengapa agensi ini mengembangkan pendekatan yang bisa menjembatani kebutuhan dari brand. Agensi digital ini menawarkan bentuk partnership melalui berbagai pendekatan yang dapat membantu efektivitas kinerja strategi pemasaran Anda, meliputi:
- Model kerja yang fleksibel
- Berbagi pengetahuan & peningkatan kapabilitas
- Koordinasi regional lintas pasar.
Dengan kombinasi pendekatan strategis dan eksekusi yang agile, IDEOWORKS dapat menjadi mitra kolaboratif yang membantu brand membangun pertumbuhan berkelanjutan melalui growth marketing yang terukur. Kolaborasi ini memungkinkan brand untuk tetap adaptif menghadapi dinamika pasar, sekaligus meningkatkan efektivitas digital ads, content marketing, dan social media campaign yang dijalankan. Dengan dukungan tim yang berpengalaman, IDEOWORKS menjadi digital marketing agency yang mampu menjembatani kebutuhan antara tim in-house dan kompleksitas pasar. Hubungi IDEOWORKS sekarang untuk memulai kolaborasi yang berdampak.