Preloader

Yuk, Pahami 3 Jenis Social Media Campaign Objective Ini!

Peluang bisnis di era modern saat ini semakin terbuka lebar dengan kehadiran social media campaign objective, terutama di Indonesia. Tak perlu diragukan lagi esensi yang dilakukan cara tersebut untuk mendapatkan goals bisnis perusahaan dapat melalui social media agency. Kemajuan social media campaign, ide dan gagasan yang dibutuhkan para pebisnis dan marketers, dari skala nasional maupun internasional dalam mempromosikan brand, produk, hingga layanan yang mereka tawarkan tersedia dalam satu genggaman.

Besarnya peluang itu tercipta dari hasil meningkatnya kegiatan marketing objective yang dilakukan oleh platform social media sehari-hari seperti Instagram, Facebook, YouTube, dan media lainnya. Sayangnya, banyak campaign digital melalui social media platform yang dinyatakan gagal—belum objective penggunaanya oleh para business owners, bahkan mereka tidak mau melanjutkan aktivitas marketing melalui digital platform. Hal itu yang menjadi problem yang dihadapi SME Indonesia dengan masih menggunakan offline marketing sebagai sarana promosi.

Strategi Yang Sangat Keliru?

Yap, karena sejatinya social media campaign goals memiliki tim marketing social media agency untuk mengontrol ekosistem pemasaran digital.  Dimana sebuah produk atau layanan di awal  tentunya membutuhkan fase branding—dimana calon pelanggan dapat melewati fase brainwash mengenai product knowledge dan USP untuk mendapatkan awareness dan interest di tahun tersebut. Kekeliruan terjadi ketika dalam perjalanan social media campaign ideas, tim marketing langsung menyajikan promotional content seperti discount atau product bundling dalam content strategy marketing. Kondisi calon pelanggan saat itu belum sepenuhnya mendapatkan standing product Anda secara menyeluruh.

Kekeliruan inilah yang bisa Anda atasi sebagai pemilik bisnis maupun perusahaan memahami penuh standing product sebelum benar-benar objective dalam menjalankan proses branding melalui social media agency platform.

Butuh Digital Marketing Funnel?

Social media campaign tools satu ini bisa disebut dengan model marketing digital objective awal dengan beberapa tahapan bagi audiens sebelum melakukan pembelian produk. Fungsi marketing funnel dapat menjelaskan proses seseorang yang belum mengenal brand, kemudian mengenal, lalu menimbang, melakukan pembelian, menilai produk, hingga menjadi pelanggan setia. Tahapan tersebut biasanya disebut dengan customer journey. Tahapan customer journey terbagi dalam tiga fase piramida, yakni top funnel, mid funnel dan bottom funnel. Mari pahami fungsi ketiga campaign marketing tersebut!

Top funnel – Awareness

Dalam strategi funnel atau corong—awareness berada di paling awal—tahapan yang membawa dampak terbesar ketika memasuki strategi ini. Bisa disebut paling krusial dalam promosi melalui social media platform untuk menjangkau sebanyak mungkin calon pelanggan. Tim digital marketing berperan penting untuk mengatur dan memahami arah objective target yang disasar, agar semakin besar meraih goals.

Ada dua hal yang bisa Anda dan tim lakukan untuk meningkatkan brand awareness. Pertama Anda harus bisa menjawab pertanyaan yang biasa diajukan oleh calon pelanggan di tahap ini:

  1. Siapa Anda? Apa yang Anda jual?
  2. Kenapa harus membeli produk yang ditawarkan?
  3. Apa yang mereka dapatkan ketika menggunakan produk? Kemudian apa yang mereka lewatkan ketika tidak menggunakannya?

Pertanyaan mendasar diatas sangat berkaitan dengan tujuan campaign marketing. Perusahaan harus bisa menjadi solusi atas apa yang ditawarkan melalui social media platform. Tahap kedua, pastikan Anda atau perusahaan memiliki target yang spesifik. Tentukan target objective bersama tim marketing supaya tak menyasar kepada yang tidak pasti.

Setelah kedua tahap hal sudah Anda dapatkan, kemudian melangkah dengan promosi yang tepat. Promosi yang tepat akan kami rekomendasikan dengan dua cara. Keduanya telah berhasil dilakukan oleh pebisnis maupun perusahaan besar dalam menjalani strategi marketing, yaitu content marketing dan traditional public relation.

Content Marketing – PDKT via Social Media Contents

Strategi content marketing adalah cara marketing yang melibatkan pembuatan dan penyebaran konten dengan ide-ide tertentu melalui social media platform. Anda bisa mengedukasi produk yang ditawarkan, supaya target pasar memiliki informasi dari konten-konten tersebut sehingga mereka dapat memahami produk Anda. Dalam tahap awal ini tak perlu terburu-buru melakukan hard selling. Anda tak perlu sensitif terhadap penyebaran konten berlebihan, apalagi sampai memaksa mereka untuk membeli.

Cara ini sama seperti pengenalan satu sama lain, antara Anda dengan kebutuhan market. Jalinlah pendekatan lebih intens, posisikan Anda sebagai pendengar. Pedulikan sekitar mereka dengan memperkenalkan produk yang dibutuhkan oleh si target. Ketika mereka tertarik, itulah goals yang Anda dapatnya.

Mid funnel – Consideration

Tahapan awal dari awareness membuka peluang Anda menarik perhatian lebih dari target pasar. Kini saatnya melanjutkan PDKT ke tahap membuat pelanggan menikmati fitur dan kelebihan produk Anda. Dalam tahap ini Anda dituntut untuk lebih objective dalam memamerkan produk di dinding social media sebagai pembanding produk kompetitor. Karena pada prinsipnya, di tahap ini calon pelanggan sedang membanding-bandingkan (consideration) produk Anda dengan kompetitor.

Inilah alasan mendasar untuk Anda menjalankan salah satu strategi paid marketing via Facebook/Instagram Ads dan Influencer Marketing untuk menyampaikan kredibilitas informasi dari brand Anda lebih luxury ke user di social media platform. Dari sini, akan terlihat dampak dari advertising brand Anda. Tentunya, exposure dari brand Anda akan menjadi penentu, apakah brand Anda muncul di pikiran konsumen saat mereka membutuhkannya.

Beberapa contoh brand multinational seperti P&G dan Unilever menggelontorkan dana yang besar tiap tahunnya.

1. Sales Growth

Memulai campaign marketing suatu periode, baik channel traditional maupun digital, proses budgeting dan sales forecasting merupakan langkah yang dilakukan oleh tim marketing, objective-nya mereka akan memberikan sejumlah budget untuk meningkatkan sales dalam satu periode tertentu. Namun, pertimbangkan dalam menargetkan actual sales setelah periode tersebut dijadikan pedoman dalam KPI dari tujuan campaign marketing. Jadilah mindset yang salah mereka lakukan. Kembali lagi ke investasi awal yang merupakan fase menciptakan brand awareness dan interest. Buatlah plan marketing dan sales forecasting dengan durasi yang cukup panjang agar tim marketing Anda dapat mengoptimalkan hasil social media campaign mereka.

2. Ratio CME

Tahapan kedua pada consideration adalah CME (Controllable Marketing Expense) yang harus dijaga ratio nya setiap periode untuk mempertahankan, dan bahkan meningkatkan profit setiap tahunnya. Anda juga harus paham betul mengenai konsep investasi, branding, marketing, dan terms-terms KPI digital marketing seperti CPM dan CPC.

Salah satu contoh dari menjaga ratio CME adalah cara Anda mengakomodasikan budget misal 5% dari total CME anda dalam setahun. Apakah wajar bila Anda langsung mengharapkan sales growth sebesar 200% dalam kurun waktu enam bulan?

Dasar pemikiran tersebut tertuang dalam konsep menghitung ROI yang salah dan dapat menghancurkan digital campaign Anda. Jangan coba-coba untuk berekspektasi terlalu jauh dengan apa yang baru Anda peroleh. Anda harus ingat bahwa digital marketing campaign merupakan esensi yang sangat penting di dunia periklanan khususnya social media plan.

Bottom Funner – Conversion

Fase ini bisa dikatakan tahapan terakhir keputusan konsumen membeli dan mencoba produk dan service Anda. Rasa penasaran mereka akan terjalin sesuai dengan campaign marketing sebelumnya yang mengetahui kebutuhan mereka. Dalam tahap ini berikan push berupa promo, karena target market Anda memiliki confidence dalam proses purchase mereka. Lewat tahap campaign digital ini, Anda bisa mendapatkan pelanggan setiap. Maka, perlunya membuat social media contents yang menarik dan personalized ads.

Hal ini mungkin akan memakan waktu Anda untuk merancang aktivitas social media campaign objective. Pada tahap ini Anda dapat membuat objective contents dengan menggabungkan teknik soft selling dengan hard selling. Semua tergantung cara Anda menentukan social media campaign goals seperti apa dalam menyampaikan produk yang dijual kepada konsumen?

 

References:

https://meson-digital.com/blog/social-media-campaign-checklist/

https://kumparan.com/m-mirzal-dipa/menentukan-objective-sebelum-memulai-digital-campaign-1vJZKamABZv/4

https://www.niagahoster.co.id/blog/marketing-funnel/

Let’s talk about your brand