Preloader
social media

7 Strategi Meningkatkan Cultural Sensitivity Melalui Social Media untuk Global Brand di Indonesia

Media sosial sangat berpengaruh terhadap brand karena dapat menghubungkan brand dengan konsumen. Social media juga turut menjadi platform yang membantu brand khususnya global brand, dalam menentukan target konsumen secara alami, serta bisa menemukan strategi yang tepat untuk menciptakan engagement dengan konsumen.

Meski demikian, bagi global brand, perbedaan budaya bisa menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan produk dan layanan. Khususnya, jika brand mengadakan penjualan di negara lain seperti Indonesia. Sebab, cara marketing yang berhasil di negara asal brand tersebut, belum tentu akan sukses jika diterapkan di Indonesia tempat mereka memasarkan produk dan layanannya.

Jadi, mengapa cultural sensitivity atau sensitivitas budaya begitu penting dalam social media? Mari kita telusuri lebih dalam pengertiannya.

Pengertian Cultural Sensitivity dalam Social Media

Cultural sensitivity adalah pemahaman tentang nilai-nilai, kepercayaan dan tradisi yang membentuk persepsi konsumen. Global brand yang dapat menyesuaikan produk dan layanannya dengan kebudayaan Indonesia, akan mendapat kepercayaan dan loyalitas dari konsumennya.

Penting untuk dipahami, bahwa tidak setiap strategi dapat diterapkan di pasaran dan memberikan hasil yang sama untuk brand. Sebab, ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi jangkauan social media, bahkan hal-hal yang berkaitan dengan psikologis dan kultur, di antaranya seperti humor yang digunakan di dalam konten, simbolisme, skema warna yang dipilih, dan bahkan influencer yang ikut mempromosikannya.

Contohnya, yaitu kata-kata yang bold dan berterus terang akan cocok digunakan untuk iklan di negara-negara Barat, sedangkan orang-orang Asia termasuk Indonesia lebih menyukai ucapan yang lembut dan halus.

Brand yang melakukan pemasaran secara global, bisa mengembangkan cara marketing dengan menciptakan hubungan emosional dengan konsumen. Tunjukkan sikap menghormati budaya dan tradisi setempat, sehingga dapat mencegah kemungkinan protes dari konsumen, sekaligus membangun kepercayaan.

Cara Menerapkan Cultural Sensitivity di Social Media

Berikut cara strategi untuk menerapkan cultural sensitivity di social media Indonesia:

  • Melakukan Riset Tentang Pasar Lokal dan Ekspektasi Konsumen

Dalam global marketing, jarang ada satu strategi yang bisa diterapkan untuk semuanya dan memberikan hasil yang sama, khususnya saat Anda berkolaborasi dengan influencer. Sebelum influencer mulai merilis produk Anda di media sosial mereka, pastikan Anda sudah melakukan riset.

Riset tersebut mencakup ekspektasi, preferensi, dan sensitivitas konsumen dari segi budaya. Tanpa melakukan riset, bisa jadi global brand tanpa sengaja membuat konten yang dapat menyinggung. Selain itu, selalu hargai nilai-nilai yang diyakini oleh penduduk lokal, perilaku konsumen, dan motivasi mereka untuk berbelanja.

  • Berkolaborasi dengan Influencer yang Tepat

Memilih influencer yang tepat merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk kesuksesan promosi secara global. Influencer yang ideal harus bisa memahami value global brand dan ekspektasi konsumen dari sisi budaya. Influencer yang tepat akan membantu meningkatkan komunikasi, reputasi dan kredibilitas brand.

Satu kunci penting yang perlu dipertimbangkan adalah cara influencer berinteraksi dengan follower mereka. Amati apakah influencer tersebut dipercaya oleh follower-nya? Apakah influencer memahami dan menghargai perbedaan budaya yang bisa mempengaruhi sudut pandang konsumen terhadap brand Anda? Jika iya, maka promosi dari influencer berpeluang untuk sukses.

  • Bicarakan Target dan Guideline dengan Jelas Kepada Influencer

Bahkan influencer yang paling disukai oleh penduduk lokal pun, harus memahami arahan dari brand secara jelas. Dengan begitu, influencer akan dapat mempromosikan brand tanpa terlepas dari identitas dan value brand itu sendiri.

Maka dari itu, komunikasikan dengan sangat jelas, tentang ekspektasi brand. Dengan demikian, dapat tercipta konten dengan tone dan kata-kata yang sesuai, sekaligus bisa merepresentasikan produk dan jasa Anda secara jelas. Buat guideline yang transparan untuk membantu influencer dalam membuat konten yang bisa menyentuh hati konsumen dan tetap sesuai dengan nilai-nilai brand.

  • Kustomisasi Konten untuk Setiap Daerah yang Berbeda

Kata-kata yang disampaikan di dalam konten bisa sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk maupun jasa. Maka dari itu, pesan di dalam konten tersebut harus disesuaikan dengan setiap daerah.

Dengan begitu, pesannya bisa tersampaikan dan diterima oleh masyarakat setempat. Jadi, lebih baik tidak menggunakan caption atau kata-kata yang sama di saat Anda memasarkannya di setiap daerah. Selain itu, brand juga dapat berkolaborasi dengan influencer setempat yang lebih memahami konsumen.

  • Soroti Momen Kebudayaan di Dalam Konten Media

Konsumen di masa modern ini berharap, bahwa global brand bisa memahami kondisi sosial dan budaya setempat. Maka, buat konten yang memuat event-event budaya dan tren lokal, biarkan influencer mempromosikannya dengan cara demikian.

Strategi ini menunjukkan bahwa global brand Anda menghargai nilai-nilai dan budaya lokal. Jangan lupa, buat konten dengan tulus dan sepenuh hati, sehingga bisa menciptakan engagement secara alami dan membangun hubungan yang baik dengan konsumen, bahkan menciptakan loyalty.

  • Perhatikan Kontroversi dan Potensi yang Memicu Konflik

Mempromosikan produk dari global brand di daerah di Indonesia, sangat mungkin berpotensi untuk memicu konflik. Satu langkah saja yang keliru, maka dampaknya bisa menyebar dengan sangat cepat di media sosial. Reputasi brand jadi berkurang dan penjualan ikut menurun.

Contohnya, pada tahun 2019, Dolce & Gabbana merilis iklan dengan model dari China yang ceritanya kesulitan menggunakan sumpit untuk mengonsumsi makanan Italia. Banyak orang menganggap iklan tersebut sebagai bentuk sindiran terhadap kebudayaan China, sehingga memicu protes dan kritikan. Dari sini, global brand dapat belajar untuk berhati-hati dan lebih peka dalam membuat konten.

  • Bangun Kepercayaan dengan Konsumen Melalui Cultural Awareness

Influencer marketing memberikan kesempatan kepada brand untuk bisa terhubung dengan konsumen yang sangat beragam. Meski demikian, pastikan bahwa brand Anda memahami kebudayaan setempat secara mendalam.

Pahami juga seperti apa ekspektasi dari konsumen lokal setempat. Luangkan waktu yang cukup untuk melakukan riset agar brand memahami sensitivitas penduduk setempat, sehingga dapat membuat campaign dan konten yang bisa menciptakan hubungan dan kepercayaan dari konsumen.

Untuk menerapkan strategi cultural sensitivity, tak perlu bingung. Ideoworks hadir dengan solusi tepat untuk membantu memberikan cara-cara efektif bagi brand luar, agar dapat memasarkan produknya di Indonesia. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda bisa langsung menghubungi kontak Ideoworks yang tercantum di bawah ini.

Tags

Further Reading: