Kondisi penurunan ekonomi kini memaksa bisnis untuk memangkas biaya termasuk budget untuk marketing. Tampaknya langkah ini terlihat tepat, karena jika penjualan menjadi sangat tidak pasti, untuk apa terus mengeluarkan biaya besar untuk promosi?
Meski demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa brand yang tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan biaya marketing, justru akan bisa mendapatkan hasil penjualan yang jauh lebih baik daripada brand yang memangkas budget marketing mereka. Mengapa?
Alasan Memangkas Biaya Marketing Berdampak Negatif
Memangkas biaya marketing bisa jadi menghemat biaya untuk jangka pendek, namun sebenarnya berdampak buruk untuk jangka panjang, berikut alasannya:
Menghilangkan Visibilitas Brand di Pasar
Saat brand tidak lagi fokus pada marketing, maka visibilitas brand juga ikut menurun. Brand tidak lagi dapat “terlihat” karena tidak bisa muncul ke permukaan. Konsumen pun beralih ke kompetitor yang dirasa tetap bisa memberikan produk dan layanan yang dibutuhkan, sekaligus dapat mempertahankan engagement. Banyak consumer yang tidak berhenti membeli, hanya saja, mereka beralih ke brand yang dirasa cocok saat terjadi resesi.
Biaya untuk Rebuilding Brand Akan Melonjak
Setelah visibilitas brand menurun dan brand tak “terlihat” lagi, maka mau tidak mau, brand harus menarik kembali konsumen yang sudah terlanjur beralih ke kompetitor. Untuk itu, mendapatkan consumer kembali setelah masa resesi, membutuhkan biaya yang tinggi. Membangun kembali kepercayaan konsumen serta mengupayakan agar brand kembali dikenal, membutuhkan upaya lebih besar, daripada mempertahankan reputasi brand itu sendiri.
Sulit Mengembalikan Brand ke Kondisi Semula
Brand yang tetap aktif pada masa downturn, akan lebih kuat saat harus memulihkan kondisi setelah terjadi penurunan ekonomi. Maka dari itu, mereka tidak akan menghadapi kesulitan yang terlalu berat. Namun, berbeda dengan brand yang benar-benar berhenti menjalankan marketing dengan selayaknya. Saat harus bangkit kembali maka brand tersebut akan mengalami kesulitan yang lebih berat, jika sebelumnya mereka menghentikan aktivitas marketing.
Mengapa Brand dengan Marketing Tinggi Justru Kuat Bertahan
Berbagai riset menunjukkan bahwa marketing yang tetap berjalan secara optimal pada masa downturn, juga akan terus bertahan bahkan semakin kuat, karena:
Peningkatan Pangsa Pasar
Hasil penelitian yang diterbitkan di Research in International Business and Finance (2024) menunjukkan bahwa perusahaan yang tetap mengeluarkan biaya dan investasi untuk marketing selama kondisi ekonomi sedang menurun, seringkali dapat menjangkau pangsa pasar yang kuat, bahkan di saat terjadi resesi. Alasannya, karena para kompetitor memangkas biaya marketing mereka, sehingga menciptakan peluang dan kesempatan bagi brand yang tetap bertahan, dan mereka pun dapat meningkatkan minat dan loyalitas konsumen.
Penjualan Kembali Normal dengan Cepat
Berdasarkan penelitian dari MarketingProfs, terbukti bahwa brand-brand yang tetap mempertahankan biaya marketing mereka selama kondisi ekonomi sedang menurun, akan dapat mengembalikan kondisi penjualan mereka, saat perekonomian kembali normal. Hal ini karena mereka menjadi brand yang terus diingat oleh konsumen saat terjadi resesi, di mana para kompetitor banyak yang memilih mengurangi marketing.
Kepercayaan Pelanggan Semakin Kuat
Menurut Matter Now, 60% consumer membeli produk dan layanan dari brand yang mereka percaya, di mana kepercayaan tersebut dibangun berdasarkan engagement yang konsisten, bahkan di masa-masa perekonomian sedang menurun. Maka dari itu, menurunkan aktivitas marketing justru dapat melemahkan hubungan brand dengan konsumen, sehingga akan menjadi lebih sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen tersebut.
Balik Modal Biaya Iklan Jadi Meningkat
Karena semakin sedikit brand yang memasarkan produk dan layanannya, maka biaya iklan juga jadi menurun. Menurut Andy Stalman, branding expert dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, resesi membuka peluang di pangsa pasar untuk beriklan, menawarkan visibilitas yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah. Maka, brand yang tetap beriklan dengan biaya optimal, juga akan mendapatkan balik modal sebagaimana mestinya. Balik modal iklan menjadi lebih tinggi, karena marketing kompetitor yang menurun.
Lantas, seperti apa strategi yang tepat untuk meningkatkan marketing saat kondisi perekonomian sedang lesu? Berikut penjelasannya:
Cara Strategi Meningkatkan Marketing Saat Downturn
Kuncinya adalah tetap mengeluarkan budget dan biaya investasi untuk marketing secara tepat. Tak perlu mengeluarkan biaya besar-besaran, namun, pastikan tetap fokus pada marketing yang dapat memberikan hasil penjualan tepat sasaran, sehingga menghasilkan balik modal yang tinggi. Ada beberapa strategi yang efektif untuk diterapkan, di antaranya:
Upaya Membangun Branding
Konsumen akan dapat mengingat brand yang tetap eksis di masa-masa ekonomi sedang menurun. Brand yang tetap memasarkan produk dan layanan, serta berjualan dengan upaya optimal, menjadikan visibilitas brand tersebut tetap tinggi dan brand tetap dikenal. Brand dapat memanfaatkan media seperti public relation dan digital marketing melalui media sosial untuk membangun kepercayaan dan mempertahankan engagement dengan konsumen.
Membuat Campaign Customer Retention
Sangat penting untuk tidak melupakan konsumen yang telah menjadi pelanggan setia brand. Untuk itu, tetaplah memaksimalkan pemasaran dengan tujuan customer retention. Brand dapat mengoptimalkan email marketing dan program loyalty, sehingga membuat konsumen pelanggan tetap engaged dengan brand. Secara keseluruhan, biaya marketing untuk mempertahankan customer lama tersebut lebih rendah, jika dibandingkan dengan biaya marketing untuk mendapatkan customer baru.
Menerapkan Content Marketing dan SEO
Trafik organik selalu menjadi strategi yang tepat untuk jangka panjang, dengan biaya yang efektif dan efisien. Maka, brand dapat berinvestasi melalui content marketing dan SEO untuk terus meningkatkan dan mempertahankan trafik organik pada website hingga social media brand. Khususnya, website yang dioptimalkan dengan baik akan terus mendatangkan leads, bahkan dengan pengurangan biaya untuk iklan berbayar.
Kesimpulan
Memangkas budget pemasaran saat ekonomi menurun mungkin tampak menguntungkan dalam jangka pendek. Namun, langkah ini dapat menurunkan visibilitas brand dan melemahkan loyalitas konsumen. Sebaliknya, mempertahankan strategi marketing yang tepat dan efisien justru dapat memperkuat posisi brand di pasar serta mempercepat pemulihan setelah krisis ekonomi.
Buat strategi marketing yang tepat untuk brand Anda saat downturn. IDEOWORKS, sebagai digital marketing agency, siap menemani Anda merancang strategi terbaik yang dapat meningkatkan visibilitas brand, sekaligus mengoptimalkan penjualan. Hubungi IDEOWORKS sekarang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.